Rejang Lebong, OkeSumatera.com — Suasana pagi itu di Pendopo Pat Petulai, rumah dinas Bupati Rejang Lebong, menjadi sangat hangat. Senin (6 Oktober 2025), ratusan santri Raudhatul Athfal (RA) tampak antusias membatik kain mori dalam rangka Gerakan Nasional RA Membatik (Gernasratik), yang digelar bertepatan dengan peringatan Milad Ikatan Guru RA (IGRA) ke-23.
Lebih dari 420 santri RA ikut serta, didampingi 420 orang tua/wali santri, berasal dari 19 lembaga RA se-Kabupaten Rejang Lebong. Mereka bertajuk tema: “Tumbuhkan Generasi Cinta Budaya Indonesia”.
Tak hanya menghadiri acara, Bupati Rejang Lebong H. M. Fikri Thobari, S.E., M.A.P., bersama Bunda PAUD Intan Larasita Fikri, turun langsung. Mereka berdialog dengan para santri sambil memberikan semangat, bahkan ikut menyaksikan detail membatik anak-anak dari dekat.
“Batik bukan sekadar kain bergambar indah, melainkan warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan. Melalui kegiatan membatik, anak-anak belajar mencintai budaya Indonesia dengan cara yang kreatif dan menyenangkan,” ujar Bupati Fikri.
Bupati Fikri menyakini bahwa Gernasratik adalah sarana strategis menanamkan cinta budaya sejak usia dini sekaligus membentuk karakter bangsa. Ia berharap anak-anak Rejang Lebong bisa tumbuh menjadi generasi yang bangga terhadap budaya sendiri.
Selain aspek edukatif, peringatan Milad IGRA ke-23 menjadi momen penguatan sinergi antara pendidik dan orang tua. Pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendukung agar kegiatan semacam ini rutin digelar sebagai wujud kolaborasi antara dunia pendidikan dan pelestarian budaya lokal.
Kepala Kementerian Agama Rejang Lebong, H. Lukman, S.Ag., M.H., turut memberikan apresiasi bahwa penyelenggaraan acara dilakukan secara mandiri oleh IGRA. Ia berharap muncul generasi pembatik nasional dari kegiatan tersebut.
Ketua IGRA Rejang Lebong, Purgianti, S.Pd., menyatakan bahwa melalui Milad ke-23 dan Gernasratik, harapannya adalah tumbuhnya generasi yang mencintai budaya Indonesia sejak kecil.
Untuk pendukung kegiatan membatik, para santri mewarnai kain mori bergambar karikatur anak bebek dengan bimbingan instruktur H. Saadah. Pewarna batik yang digunakan adalah kuning, biru, hitam, dan merah. Aksi penuh semangat dan konsentrasi para santri menarik perhatian Bupati Fikri dan Bunda Intan, yang tampak tersenyum dan memberi apresiasi kepada anak-anak yang berhasil menyelesaikan karya batiknya. (**)
Editor : Redaksi